Kamis, 26 Maret 2009

PbDjarum

Membangun Sentra, Mencetak Juara (1)
Harapan Baru Di Abad 21
Pergantian musim biasanya diiringi dengan perubahan paradigma dan pola berpikir. Tapi, intinya tetap bermuara kepada kemajuan dan kejayaan yang hendak diukir. Abad 21 alias abad millienium adalah era yang mengedepankan teknologi sebagai karya termutakhir. Sebuah paduan yang pas untuk mengembangkan pola pikir.
PB Djarum sebagai salah satu produsen pembibitan pebulutangkis masa depan, tak mau ketinggalan dalam merancang strategi pembinaan. Secara kualitas maupun kuantitas diupayakan bergerak seiring sejalan.
Langkah PB Djarum merangkai prestasi di abad 21 ditandai dengan munculnya sejumlah pebulutangkis berprestasi.

Sigit Budiarto adalah salah satu ikon yang mengorbit. Masuk PB Djarum tahun 1988, karir Sigit kemudian melesat bak roket.Ia kontan menjadi buah bibir ketika berhasil merebut gelar juara dunia 1997 berpasangan dengan Chandra Wijaya. Kemudian dalam tiga tahun berturut-turut, Sigit menoreh prestasi penting bagi Indonesia (juara Thomas Cup 1998, juara All-England 1999, dan juara Thomas Cup 2000).
Tiga sukses besar itu, pun jadi modal berharga Sigit memasuki abad 21. Terbukti, sejak tahun 2001 hingga sekarang, Sigit sedikitnya telah berhasil mengantongi 11 gelar juara, di antaranya Thomas Cup 2002, All-England 2003, Kejuaraan Asia 2004, dan Cina Terbuka 2004 serta 2005.Meski sudah berprestasi tinggi, Sigit tak berpuas diri. Ia masih terobsesi tampil di Olimpiade 2008 di Cina. Hasrat itu begitu menggebu karena ia ingin menebus kegagalannya saat absen di Olimpiade 2004 lalu. "Semoga saja harapan saya dikabulkan yang Kuasa," kata Sigit yang seusai Piala Thomas 2006 berpisah dengan Chandra yang memutuskan pensiun dari pelatnas.
Sebagai ikon PB Djarum di abad 21, Sigit tak sendirian. Ia didampingi oleh koleganya sekelas Luluk Hadiyanto yang masuk pelatnas sejak 1999. Luluk yang berpasangan dengan Alvent Yulianto, pun memiliki prestasi cemerlang. Ia dua kali juara Thailand Open (2001 dan 2004), juara Korea Open (2004), Singapore Open (2004), dan Indonesia Open (2004). Sukses tersebut mengantarkan Luluk/Alvent menempati peringkat satu dunia di tahun 2004.
info lengkap kunjungi www.pbdjarum.com

0 comments:

Posting Komentar