Tembak Mati Anggota Brimob. 16 Orang Santroni, Bank Bawa Lari Uang Dua Karung.
MEDAN - Kawanan perampok sadis kemarin siang beraksi di Bank CIMB Niaga di Jalan Aksara, Medan. Mereka berjumlah 16 orang. Dalam aksi itu, para penjahat tersebut membawa senjata api, menguras uang di bank tersebut, dan menembak mati seorang
anggota Brimob yang bertugas.
Berdasar informasi yang dihimpun di tempat kejadian,perampokan itu berlangsung sekitar pukul 12.00. Mula-mula, delapan motor bebek masuk ke areal Bank CIMB Niaga yang berdekatan dengan pusat keramaian Aksara Plaza, Medan. Setiap motor digunakan boncengan dua orang. Semua anggota kawanan itu mengenakan helm teropong. "Jumlah perampok 16 orang," kata Situmorang, salah seorang saksi mata, kepada Sumut Pos (Jawa Pos Group).
Tak lama berselang, delapan di antara 16 perampok itu masuk ke dalam bank. Delapan orang lainnya berjaga di luar. Saat masuk, delapan perampok tersebut tak melepaskan helm teropong berwarna hitam yang mereka gunakan. Mereka semua membawa senjata api. Ada yang membawa senjata api laras panjang, ada juga yang membawa senjata laras pendek.
Dalam bank, para perampok langsung menodongkan senjata kepada para nasabah dan petugas. Tak terkecuali, seorang anggota Brimob yang berjaga di sana, Briptu Immanuel Simanjuntak. Rupanya, para perampok itu tak peduli. Begitu di depan mereka ada seorang polisi, tak ada ampun untuk Immanuel. Dor...dor...dor! Tiga tembakan yang dilepaskan oleh perampok langsung merobohkan tubuh kekar Immanuel. Pria 28 tahun itu langsung tewas. Dia mengembuskan napas terakhir di tempat kejadian. Tiga peluru menembus rusuk kiri dan kanan serta dada kanan Immanuel.
"Anggota Brimob yang berjaga dalam bank ditembak tiga kali dari jarak cukup dekat," kata Agus Timon, 33, salah seorang saksi yang berada dalam bank itu untuk menemani sang istri mengambil uang saat perampokan berlangsung.
Tindakan sadis para perampok itu menakuti beberapa petugas bank tersebut. Karena itu, ketika didekati dua perampok agar menyerahkan kunci brankas, dua teller tak berdaya.
"Kami ketakutan sekali saat itu. Sebab, kami ditodong dengan senjata api," kata Pipit, salah seorang teller bank tersebut.
Dalam kondisi ketakutan, kunci brankas pun diserahkan kepada para perampok. Selanjutnya, dengan gerakan yang sangat cepat, para perampok menguras semua uang dalam brankas dan memasukkannya ke dalam dua karung yang sudah disiapkan.
Saat itu, seorang petugas sekuriti yang belakangan diketahui bernama M. Fahmi masuk ke dalam bank setelah mendengar letusan senjata api dan suara ribut-ribut. Tapi, begitu dia masuk, perampok langsung menghajarnya. Tangan kanannya pun ditembak.
Setelah menguras uang dari brankas, para perampok tersebut meninggalkan bank. Kala itu, Muhdiantoro, petugas sekuriti lainnya, berusaha mengejar mereka ke luar. Tapi nahas, perut dan tangan kanannya menjadi sasaran tembak para perampok.
"Ketika akan meninggalkan bank, salah seorang perampok menembakkan senjata ke udara tiga kali," tutur Situmorang. Setelah itu, kawanan perampok tersebut kabur ke arah Sukaramai.
"Mereka kabur ke arah Sukaramai dengan motor berjenis bebek semua," tambahnya.
Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno kepada wartawan mengatakan sudah melaksanakan olah tempat kejadian perkara dan memintai keterangan semua saksi. Dia menambahkan, polisi menduga kawanan perampok itu sudah terorganisasi dan terlatih.
"Para perampok itu masuk ke dalam bank, menembak anggota Brimob dan seorang petugas sekuriti, serta melukai seorang pegawai bank. Selain itu, para perampok mengacak-acak bank dan menembak dua kali ke udara ketika berada di luar bank," ucap dia.
Oegroseno menegaskan, kini polisi mengembangkan penyelidikan kasus itu. "Jenis senjata api mereka masih kami selidiki berdasar proyektil peluru yang ada di lokasi kejadian. Tapi, mereka menggunakan senjata api laras panjang dan pendek," jelas dia.
Dia mengatakan masih menyelidiki kasus tersebut. "Tapi, melihat perampokan menggunakan senjata api, para perampok pemain lama," ungkapnya.
Berdasar informasi petugas bank yang tak mau disebut namanya, para perampok itu diperkirakan membawa kabur uang Rp 300 juta dan USD 390.
Kepergian Briptu Immanuel Simanjuntak, anggota Detasemen Kompi A Brimob Polda Sumatera Utara, menyisakan kesedihan mendalam bagi istrinya, Fristi Ully Artha Hasibuan. Perempuan 24 tahun itu tampak masih shock atas kematian sang suami.
Kesedihan mendalam juga dirasakan Saut Hasibuan, ayah kandung Fristi. Bahkan, pria 58 tahun tersebut jatuh pingsan saat di RS Bhayangkara Sumut.
''Boru ku... boru ku... tidak tega aku melihat suamimu terlalu cepat pergi meninggalkan dirimu sendiri Nak dengan kondisi mengandung anak si Muel,'' ujar Saut. Isak tangis pun pecah dari bibirnya yang mulai keriput sembari menunggu jenazah Immanuel keluar dari kamar jenazah di rumah sakit milik Polri tersebut.
Muel adalah panggilan akrab Immanuel. Saat ini, istri Muel memang sedang mengandung tujuh bulan. ''Muel... Muel... Muel... cepat kali kau meninggal, Nak. Kasihan istrimu lagi mengandung anakmu,'' teriak Saut histeris sembari menciumi kepala jenazah Immanuel yang sudah ditutupi kain putih untuk dimasukkan ke dalam peti mati yang sudah dibalut bendera merah putih sebelum dimasukkan mobil jenazah.
''Dia itu (Muel, Red) menantu yang baik. Sangat sayang kepada istrinya. Apalagi saat-saat menjelang kelahiran anak pertama mereka yang tinggal dua bulan lagi,'' kata Saut kepada Sumut Pos di RS Bhayangkara Medan kemarin (18/8).
Fristi terlihat tidak henti-henti menangisi jenazah suaminya. Sekali-kali wanita yang mengandung anak pertama itu jatuh pingsan tidak sadar diri. Rencananya, jenazah Immanuel dikebumikan pada Jumat di Taman Bahagia, Taman Makam Pahlawan, Jalan SM Raja Medan.
rampok sekarang merajalela...
BalasHapussaya sedih melihat berita ini, seperti yang sobat odah etam bilang sekarang perampokan merajalela dikota saya pun juga begitu,
BalasHapusgood posting,..
BalasHapus